Mbok Sutiyah
Terpaksalah Mbok Sutiyah mengeluhkan
perasaannya kepada Nining sendiri.
Mbok Sutiyah bertanya kepada Nining,
Kapan sekolahmu selesai, Nduk! Aku tak melihat apa gunanya sekolah terlalu lama
seperti yang kau jalani itu.
Nining menjawab, hanya tinggal
beberapa bulan lagi, Mbok. Selesainujian SMA, tamatlah sekolahku.
Mbok sutiyah mengatakan, dan kau
akan membantuku untuk mengurus rumah tangga majikan kita itu kepada Nining. Tak
sedikitpun Mbok Sutiyah tahu bahwa anaknya sedang bertarung dalam hatinya.
Nining memang merasakan adanya kebaikan dalam pengetahuan-pengetahuanyang
pernah di ajarkan simboknya. Dari sesama daerah ia yang paling beriar
pemakaiannya.
Mbok Sutiyah melanjutkan
perkataannya kepada nining, tetapi Ning, kalou kupikir-pikir, buat apa harus
sekolah terlalu lama kalau hanya akhirnya kamu hanya tinggal di rumah?
Pikirannya yang sederhana
memunculkan lagi kata-kata baru, kalautahu begitu, aku dulu mengatakan
ketidaksetujuanku ketika Ndoro menarankan melanjutkan sekolah.
Lagi-lagi Nining terdiam, namun,
pikirannya terus bergejolak. Sulit untuk menerangkan di sekolah bukan hanya di
ajar membaca dan menuis saja.
Nining, betapa pun ia seorang gadis
yang di besarkan di alam kemerdekaan yang berbeda dengan semasa kecil
simboknya. Ia harus patuh terhadap perintah atasan, seperti yang sudah tertanam
dalam batinnya. Apakah ia harus membantu-bantu simboknya bekerja atau harus
bekerja di luar, tidak begitu membuatnya pusing.
Tetapi saat Raden Mas Suryokusumo
menawarkan sesuatu yang tidak di sangkanya, mulutnya ta tahan untuk tidak
mengeluarkan isi hatinya.
Nining bertanya, Ndoro,kalau saya
harus kuliah ke universitas saya akan semakin melangkah ke dunia luar terutama
dunia di lingkup kehidupan simboknya. Untuk apa saya harus belajar tinggi-tinggi
kalau pada akhirnya kembali ke tempat semula.
Raden Mas Suryokusuma mngerti benar
jalan pikiran gadis muda itu. Ia tersenyum menenangkan.
Raden Mas Suryokusumo berkata,
Nining, ubahlah citra, arti, dan nilai tentang tujuan hidupmu itu. Kau adalah
gadis yang cerdas. Nah, apakan orientasimu mengenal tujuan hidupmu akan tetap
sama dengan apa yang ada dalam pikiran simbokmu! Kau salah kalu masih berdiri
di tempat simbokmu, sementara kau sudah berjalan jauh sekali!
Maka, sekali lagi, Nining menjalani
kehidupannya menjadi maha siswi. Mbok Sutiyah hanya bias menggelengkan
kepalanya menyesali kenyataannya.
Tatkala akhirnya Nining diwisuda,
ada yang perlahan-lahan membuka jalan pikirannya. Di sana, ia melihat berbagai
orang berpangkat maupun pensiunan orang berpangkat yang duduk menyaksikan anaknya diwisuda. Sama
halnya seperti yang sedang di alaminya.
Berbulan kemudian Nining mendapaykan
pekerjaan, dan ia merasa terkejut karena Nining di hormati banyak orang. Lebih
terkejut darpada saat melihat dirinya berada di sekitar orang-orang berpangkat
pada hari wisuda beberapa bulan yang lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar