Minggu, 14 Juli 2013

Mbok Sutiyah


Mbok Sutiyah
Terpaksalah Mbok Sutiyah mengeluhkan perasaannya kepada Nining sendiri.
            Mbok Sutiyah bertanya kepada Nining, Kapan sekolahmu selesai, Nduk! Aku tak melihat apa gunanya sekolah terlalu lama seperti yang kau jalani itu.
            Nining menjawab, hanya tinggal beberapa bulan lagi, Mbok. Selesainujian SMA, tamatlah sekolahku.
            Mbok sutiyah mengatakan, dan kau akan membantuku untuk mengurus rumah tangga majikan kita itu kepada Nining. Tak sedikitpun Mbok Sutiyah tahu bahwa anaknya sedang bertarung dalam hatinya. Nining memang merasakan adanya kebaikan dalam pengetahuan-pengetahuanyang pernah di ajarkan simboknya. Dari sesama daerah ia yang paling beriar pemakaiannya.
            Mbok Sutiyah melanjutkan perkataannya kepada nining, tetapi Ning, kalou kupikir-pikir, buat apa harus sekolah terlalu lama kalau hanya akhirnya kamu hanya tinggal di rumah?
            Pikirannya yang sederhana memunculkan lagi kata-kata baru, kalautahu begitu, aku dulu mengatakan ketidaksetujuanku ketika Ndoro menarankan melanjutkan sekolah.
            Lagi-lagi Nining terdiam, namun, pikirannya terus bergejolak. Sulit untuk menerangkan di sekolah bukan hanya di ajar membaca dan menuis saja.
            Nining, betapa pun ia seorang gadis yang di besarkan di alam kemerdekaan yang berbeda dengan semasa kecil simboknya. Ia harus patuh terhadap perintah atasan, seperti yang sudah tertanam dalam batinnya. Apakah ia harus membantu-bantu simboknya bekerja atau harus bekerja di luar, tidak begitu membuatnya pusing.
            Tetapi saat Raden Mas Suryokusumo menawarkan sesuatu yang tidak di sangkanya, mulutnya ta tahan untuk tidak mengeluarkan isi hatinya.
            Nining bertanya, Ndoro,kalau saya harus kuliah ke universitas saya akan semakin melangkah ke dunia luar terutama dunia di lingkup kehidupan simboknya. Untuk apa saya harus belajar tinggi-tinggi kalau pada akhirnya kembali ke tempat semula.
            Raden Mas Suryokusuma mngerti benar jalan pikiran gadis muda itu. Ia tersenyum menenangkan.
            Raden Mas Suryokusumo berkata, Nining, ubahlah citra, arti, dan nilai tentang tujuan hidupmu itu. Kau adalah gadis yang cerdas. Nah, apakan orientasimu mengenal tujuan hidupmu akan tetap sama dengan apa yang ada dalam pikiran simbokmu! Kau salah kalu masih berdiri di tempat simbokmu, sementara kau sudah berjalan jauh sekali!
            Maka, sekali lagi, Nining menjalani kehidupannya menjadi maha siswi. Mbok Sutiyah hanya bias menggelengkan kepalanya menyesali kenyataannya.
            Tatkala akhirnya Nining diwisuda, ada yang perlahan-lahan membuka jalan pikirannya. Di sana, ia melihat berbagai orang berpangkat maupun pensiunan orang berpangkat  yang duduk menyaksikan anaknya diwisuda. Sama halnya seperti yang sedang di alaminya.
            Berbulan kemudian Nining mendapaykan pekerjaan, dan ia merasa terkejut karena Nining di hormati banyak orang. Lebih terkejut darpada saat melihat dirinya berada di sekitar orang-orang berpangkat pada hari wisuda beberapa bulan yang lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar